Kamis, 17 Februari 2011
ZOE Café, Library, and Shop
Madtari kafe
Senin, 14 Februari 2011
Nasi Kalong
Minggu, 13 Februari 2011
Cabe Rawit Cafe
Oia, selain di daerah dago tempat ini ada lagi di jln.Cieumbeulit dekat kampus Universitas Parahyangan. Kalau di lihat tempatnya yang berada di daerah kampus mungkit harga makanan di tempat ini lebih bersahabat deh dengan kantong mahasiswa. So, tempat ini bisa jadi next destination kamu jika berkunjung ke Bandung.
Sabtu, 12 Februari 2011
Punclut
Untuk urusan tempat ini bisa di bilang sangat recommended. Karena dari tempat ini kalian bisa melihat kota Bandung dari ketinggian. Dan di sarankan menuju ke tempat ini malam hari karena memang suasananya akan terasa lebih indah. Kota Bandung terlihat begitu bercahaya dengan lampu-lampu yang menghiasinya. Oleh karena itu tempat ini tempat ini lebih ramai malam hari di bandingkan siang hari. Apalagi saat liburan tempat ini benar-benar begitu ramai di kunjungi.Tempat makan disini semuanya berkonsep lesehan, jadi kalian bisa sambil tidur-tiduran atau mau apa pun selama tidak banyak orang dan itu pun jika tidak malu. Dan tempat ini pun buka 24 jam,sehingga jika tengah malam perut lapar biasanya saya beserta teman-teman menuju tempat ini.
Black Romantic Cafe
Ayam bakakak capoe : Rp 9.500
Ayam taliwang : Rp 10.000
Ayam rica-rica : Rp 10.000
Chicken katsu : Rp 10.000
Sop buntut bakar : Rp 13.500
Iga bakar keroncong : Rp 14.500
Orange punch marquisa : Rp 6.000
Blue sky : Rp 5.000
Ice black drink : Rp 6.000
Blue romantic : Rp 6.000
Es cream goring popeye : Rp 8.000
*Harga dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu
Selengkapnya...
Selasa, 01 Februari 2011
Green Canyon
Objek wisata ini mempunyai nama sebenarnya adalah Cukang Taneuh (Jembatan Tanah), sebuah tempat yang memiliki potensi ragam panorama alam dengan beraneka ragam pesona dan daya tarik wisata yang mampu menarik para wisatawan untuk berkunjung ketempat ini. Jika ingin mencapai lokasi tujuan, kita diwajibkan untuk menyewa sebuah perahu dengan tarif Rp. 75.000/perahu dengan kapasitas 5-6 penumpang. Terasa lebih murah jika kita berkunjung dengan keluarga. Beruntung jika kita bisa langsung naik keperahu, biasanya pada hari libur tempat ini begitu ramai dikunjungi para wisatawan baik lokal maupun asing. Oleh karena itu, kita harus antri menunggu panggilan nomor yang terdapat di balik karcis sewa perahu tersebut. Setelah nomor karcis dipanggil barulah kita turun ke dermaga untuk segera naik keatas perahu. Diatas perahu yang sudah menggunakan mesin ini terdapat sebuah pelampung, dimana jumlah pelampung tersebut sesuai dengan isinya.
Maka, dimulailah perjalanan yang pastinya sangat menyenangkan. Selama dalam perjalanan kita disuguhi pemandangan sungai dengan kiri dan kanan pepohonan yang rimbun. Selain itu, suasana di sekitar sungai pun begitu sunyi. Suara angin yang meniup pepohonan dan sesekali terdengar kicauan burung melengkapi perjalanan yang cukup menantang ini.Tapi di anjurkan jangan pergi kesini saat curah hujan sedang tinggi karena akan membuat sungai menjadi coklat. hal ini akan mengurangi keindahan.
Setelah menghabiskan waktu perjalanan selama 20 menit, kita disuguhi oleh 2 bukit yang kokoh. Tikungan demi tikungan telah terlewati, tibalah kita disebuah gua Green Canyon yang memiliki stalaktit dan stalakmit unik. Sungguh pemandangan yang luar biasa, sang nahkoda pun mecoba untuk memarkirkan perahunya untuk kita bisa turun dengan mudah. Sungai yang berwarna Hijau Toska diapit dengan dua tebing yang menjulang tinggi serta semilirnya angin yang sejuk. Serasa tempat itu memberikan salam selamat datang di Green Canyon kepada para pengunjung. Memang tempat yang eksotis, air yang ada di dalam sini lumayan deras. pada initinya tempat ini sangat menakjubkan dan wajib di kunjungi bagi para traveller.
Sejarah terciptanya nama ”Green Canyon”
Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa Objek Wisata Alam ini mempunyai nama sesungguhnya adalah Cukang Taneuh yang artinya Jembatan Tanah. Karena di hulu aliran Sungai Cijulang, terdapat sebuah jembatan tanah mempunyai lebar 3 meter dengan panjang 40 meter. Jembatan tersebut menghubungkan dua tebing di atas aliran air sungai yang membentuk sebuah terowongan.
Sedangkan nama Green Canyon berasal dari Turis Asing yang sedang berwisata ditempat ini beberapa tahun silam. Wisman ini menyusuri sungai cijulang dan menamakan objek wisata tersebut menjadi Green Canyon. Berarti kalau di Amerika ada Grand Canyon sedangkan di Indonesia ada Grand Canyon. Hingga saat ini, walaupun masih tetap ada nama Cukang Taneuh yang tertulis papan dekat pintu gerbang masuknya. Namun kebanyakan orang lebih sering menyebutnya Green Canyon. Jadi, apa nama Cukang Taneuh sulit disebut, kurang menjual atau dengan nama Green Canyon lebih mempunyai magnet tersendiri untuk menarik para wisatawan untuk berkunjung..? Tetapi apapun sebutannya, kita sebagai warga Negara Indonesia wajib bersyukur dan juga bangga akan keunikan-keunikan objek wisata baik itu alam, budaya, bahari dan lain sebagainya yang tidak kalah menariknya dari objek-objek wisata yang ada di dunia.
Pada akhirnya, mari kita bersama-sama untuk terus melestarikan serta menjaga agar seluruh objek wisata yang ada di Indonesia tidak berubah dan masih seperti aslinya Selengkapnya...
Trip to Pangandaran
Berfoto-foto yang dapat kami lakukan untuk menghilangkan kejenuhan ini. Saat sedang asyik berfoto tiba-tiba dari coordinator acara mengatakan bahwa tiket masuk ke green canyon dibuka pukul 08.00. karena saat itu waktu masih menunjukan pukul 06.30. Akhirnya coordinator acara memutuskan untuk pergi ke pantai batu karas terlebih dahulu. Karena memang tempatnya yang tidak terlalu jauh dari green canyon.
Untuk pantai ini sih menurut saya tidak terlalu istimewa. Sama saja seperti pantai pada umunya. Tapi walaupun begitu , jika kita berpergian besama teman-teman suasana pun pasti akan lebih menyenagkan. Kerjaan yang pasti tak akan terlupakan pada tempat yang saya singgahi adalah berfoto. Karena akan menjadi suatu kenang-kenangan, yang memang acara ini merupakan perpisahan bem jurusan. Banyak yang kami lakukan disini walaupun dalam rundown acara ga ada agendanya. Tapi tak masalah, dari pada kita luntang lantung menunggu ga jelas, Hehehehe. Bermain futsal salah satu yang kami lakukan di tempat ini. Pertandingan dilakukan antara angkatan 2008 VS angkatan 2009. Pertandinan sangat sengit, pertaruhan gengsi angkatanpun menjadi taruhannya. Gol demi gol tercipta pada pertandingan ini. Sisi emosiaonalpun terkadang muncul tetapi candatawa tetap mendominasi jalannya pertandingan. Keseruan dan kesenangan selalu hadir di setiap gerakan. Pertandingan pun berakhir dengan kemenangan angkatan 2008. Kekalahan ini tidak membuat saya dan teman-teman angkatan 2009 kecewa. Karena memang permainan ini hanya untuk kesenangan belaka. Dan kami memang tidak mengeluarkan kemampuan yang sebenarnya ( memang ga mau kalah XD ). Setelah menghabiskan waktu 2 jam di tempat ini. Dan waktu sudah menunjukan pukul 09.00 kami kembali ke kawasan green canyon. Selengkapnya...
Jumat, 21 Januari 2011
Wisata Alam Kawah Putih
Perpaduan Kesejukan dan Kehangatan Alam
Setelah menempu waktu 2 jam yang cukup melelahkan, sekitar pukul 12 siang kami sampai ke tempat itu. Tiket masuk ke kawah putih saat itu Rp 16.000/orang plus Rp 5.000/motor itupun di tambah lagi dengan biaya parker Rp 3.000 ( kata petugasnya sih untuk biaya kebersihan gitu ). Untuk jarak dari gerbang tiket ke kawah putihnya sendiri cukup jauh. Jadi saya menyarankan untuk bawa kendaraan ke tempat ini. Perjalanan yang cukup melelahkanpun terbayar setelah kami sampai di kawah putih. Pemandangan yang begitu indah, yang pastinya saya belum pernah melihat keindahan alam ini sebelumnya secara nyata. Warna kawah yang biru ke hijauan mebuat aku terkagum akan keindahan alam ini. Udara dingin yang tadi membekukan tubuh terkalahkan oleh suasana hangatnya kawah. Tebing-tebing yang mengelilingi kawah membuat kelengkapan akan keindahan pesona alam ini. Di tambah lagi dengan hamparan pasir putih yang menghiasi area kawah ini.
Mungkin ada sesuatu hal yang sedikit menggangu di tempat ini. Yaitu bau belerang yang cukup menyengat. Tetapi dengan terbiasanya saya disana bau belerang pun lama-lama akan hilang. Dan satu hal lain yang menurut saya masih kurang adalah sarana prasarana di tempat ini. Karena tidak adanya tempat juala makanan. Walaupun ada tempatnya jauh di dekat gerbang tiket. Jadi, saya menyarankan jika pergi ke tempat ini sebaiknya membawa bekal sebelumnya. Toilet dan mushola pun tempatnya hanya ada di dekat gerbang tiket.
Tetapi dari segala kekuranganya itu, tempat ini masih sangat menjajikan untuk mengisi waktu libur anda anda. Pemandangan yang di tawarkan disana pastinya jarang anda lihat di tempat lainnya. Dan tempat ini sangat cocok bagi kalian yang suka berfoto. Karena memang latar alam yang begitu indah untuk sebuah jepretan foto di kamera anda. Jika anda masih belum puas liburan disini, anda bisa sekalian berkunjung ke Situ Patenggang yang tempatnya masih berada di daerah Ciwidey. So, tempat ini sangat menarik menjadi tujuan wisata anda bersama keluarga atau bersama teman-teman anda.
Photos
Selasa, 18 Januari 2011
Natural Hill
Bermain di Dalam Kesegaran Alam
Natural Hill, kawasan wisata alam yang terletak di Cisarua, Kecamatan Parongpong, Bandung Barat ini juga satu diantaranya. Didukung dengan kesejukan udara dan panorama pegunungan yang memesona, fasilitas yang disediakan di tempat ini pun tentu menarik hati orang tua untuk mengajak anak-anaknya berekreasi di tempat ini. Tidak hanya untuk anak-anak tempat ini juga sangat cocok buat tempat outbond .
Menurut pengelola Natural Hills, untuk saat ini fasilitas di Natural Hill memang lebih banyak disediakan untuk anak-anak. Disebutkan ada 14 titik permainan yang disediakan sebagai sarana untuk melatih saraf motorik mereka. Permainan-permainan tersebut tersebar di atas lahan seluas 14 hektar. Di antara saung-saung beratap jerami yang menurut Tedi, rencananya akan dibuat resto.
Diantara permainan-permainan tentu saja ada yang sudah dikenal seperti flying fox, merayap, panjat tebing kecil, sepak bola, memanjat jala atau berkuda. Permainan lainnya adalah menyeberangi kolam dengan rakit yang dilengkapi juga dengan kayu pengayuh. Tersedia wahana menangkap ikan dan menangkap belut untuk orang-orang dewasa. Jika ingin menguji nyali menyeberangi kolam dengan titian bambu, boleh juga dilakukan. Selain itu, anak-anak juga akan diajak dalam wahana berkebun untuk mengenali cara bercocok tanam antara lain tanaman jagung atau selada.
Sampai saat ini, menurut pengelola memang lebih banyak anak-anak dari taman kanak-kanak yang datang ke tempat ini. Meski tak menutup kemungkinan orang dewasa sekalipun akan datang berkunjung dan ikut menikmati suasana yang ada di Natural Hill. Karena memang suasananya yang sangat menyejukan.
Tiket masuk menuju Natural Hill hanya Rp 10 ribu. Harga tersebut di luar permainan berkuda dan flying fox yang harus membayar lagi Rp 10 ribu. . Untuk yang ingin menikmati keindahan alam di daerah ketinggian dalam waktu lama. Natural Hill juga menyediakan fasilitas untuk berkemah. Dengan syarat, tenda membawa sendiri dari rumah. Hal lain yang tidak boleh dilewatkan adalah hiking yang akan mengantarkan pengunjung ke kesejukan air terjun.
Tapi sayangnya, untuk sementara pengunjung harus membawa makanan sendiri karena tempat ini belum menyediakan resto atau fasilitas lain yang langsung menyediakan makanan. Meski pendirian resto merupakan salah satu rencana Natural Hill ke depan termasuk merampungkan beberapa rumah yang akan dijadikan villa.
Jadi bisa dibilang pembangunan Natural Hill saat ini baru 70 persen sampai menjadi kawasan wisata alam yang utuh. Di mana nantinya, tak hanya ditujukan untuk anak-anak tapi mengarah menjadi wisata keluarga.
Menuju kawasan ini, dari Terminal Ledeng melewati Wisata Bunga Cihideung lalu terus ke Parongpong. Atau bisa ditempuh melalui Kota Cimahi dengan waktu tempuh yang lebih pendek.
Selengkapnya...
Kebun Binatang Bandung
Liburan Alternatif di Tengah Kota Bandung
Seperti kebun binatang lainnya seperti taman safari ataupun ragunan isinya yah pastinya binatang, hehehe. Untuk urusan tmpatnya menurut saya tidak telalu besar dibandingkan dengan kebon binatang yang pernah saya kunjungi sebelumnya.Binatangnya pun tidak sebanyak lainya. Saya sedikit kecewa di dalam karena ada sebagian kandang yang terlihat seperti tak terurus. Yang membuat binatangnya begitu terlihat menderita ( dramatis ).Tetapi kekecewaan saya sedikit terobati karena udara di dalam sangat sejuk yang membuat otak menjadi segar setelah seminggu ujian. Selain dapat melihat binatang sarana lain juga terdapat pada tempat ini. Seperti onta tunggaan, kalian bisa naek onta sambil berkeliling. Sarana lainya ada sepeda air, dengan membayar Rp 5000/orang kalian bisa menaiki sepeda air ini. Untuk wisata bersama keluarga tempat ini sangat cocok apalagi jika bersama anak-anak. Karena selain wisata, anak juga dapat menambah wawasan tentang hewan yang ada di ndonesia. Dan kalian pun bisa mengunjungi bersama teman untuk sekedar mengisi waktu luang ataupun mengisi liburan.
Selengkapnya...
Senin, 17 Januari 2011
Patung Naga
Mungkin kalian bertanya patung naga yang berada disini merupakan symbol ataukah apa?. Saya sendiri tidak tahu fungsi di bangunnya patung itu. Mungkin sebagai pembatas antara punclut dengan lembang. Yang pasti biasanya tempat ini banyak disinggahi oleh orang-orang yang mungkin hanya sekedar singgah memandangi kota bandung, dan ada juga yang hanya sekedar foto-foto. Tidak ada salahnya jika anda mampir kesini karena tempat ini tidak di pungut bayaran. Hehehehe ^^
Photos
Minggu, 16 Januari 2011
Wisata Taman Hutan Raya Ir.H. Juanda ( Dago Pakar )
Hutan Hijau yang Rindang di Kota Bandung
Namun terbitnya Deklarasi Djuanda adalah salah satu Kontribusi Juanda yang sangat penting yang dikeluarkan pada 13 Desember 1957 ketika beliau masih menjabat sebagai Perdana Mentri. Deklarasi ini menyatakan bahwa seluruh perairan di sekitar dan diantara pulau-pulau di Indonesia adalah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari daratan dan berada di bawah kedaulatan negara Republik Indonesia. Deklarasi ini kemudian dikembangkan menjadi konsep Wawasan Nusantara. Sebuah pemandangan panorama patung Juanda.
Ada empat pintu masuk ke Taman Hutan Raya Ir.H. Juanda, dengan pintu masuk I dan II diakses melalui Dago Pakar, pintu masuk III berada di kolam pakar melalui PLTA Bengkok atau Curug Dago, dan pintu masuk IV berada di Maribaya, Lembang.
Photos
Selengkapnya...
Villa Isola Upi
Peninggalan Arsitektur Paris Van Java
Pada Villa Isola, pembangkit kenangan yang utama adalah bentuknya yang tidak lazim jika dibandingkan dengan bangunan lain dengan fungsi sama (rumah tinggal). Hal ini terlihat jelas saat melintasi Jalan Setiabudi yang menghubungkan Kota Bandung dengan Lembang. Lebih dekat dengan bangunan yang kini berfungsi sebagai kantor rektorat Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) ini, akan terasa adanya pengolahan tapak (lahan) yang sesuai dengan bentuk bangunan. Kedua unsur tersebut, bangunan dan lahan, membentuk kesatuan. Hal-hal di ataslah yang menjadi alasan mengapa bangunan ini dapat dikategorikan sebagai karya arsitektur monumental.
Villa Isola terletak di antara dua taman yang memiliki ketinggian berbeda. Taman di bagian selatan lebih rendah daripada taman di bagian utara. Taman di utara didesain dengan menghadirkan nuansa Eropa di dalamnya. Hal ini diperkuat dengan kolam berbentuk persegi dengan patung marmer di tengahnya. Pada taman ini terdapat jalur yang merupakan as yang membagi taman menjadi dua bagian simetris. Mendekati bagian utara bangunan, akan terlihat tangga berbentuk setengah lingkaran yang titik pusatnya berada pada bangunan.Tempat ini sangat bagus sekali untuk objek foto. Dan jika kalian ke Bandung sempatkanlah ke tempat ini.
Gedung Merdeka
Saksi Bisu Kejayaan Indonesia di Mata Dunia
Tahun 1921 Gedung Societeit Concordia dibangun kembali pada tahun 1921 dengan gaya arsitektur modern (Art Deco) yang fungsional dan lebih menonjolkan struktur oleh perancang C.P. Wolff Schoemaker.
Gedung ini berubah wajah menjadi gedung pertemuan “super club” yang paling mewah, lengkap, eksklusif, dan modern di Nusantara. Lantainya terbuat dari marmer buatan Italia. Ruangan-ruangan tempat minum dan bersantai terbuat dari kayu cikenhout. Penerangannya menggunakan lampu-lampu hias kristal. Ruangan-ruangan dalam gedung cukup memadai untuk menampung kegiatan-kegiatan pertunjukan kesenian. Luas seluruh tanahnya 7.500 m².
Tahun 1955, sehubungan dengan keputusan pemerintah Indonesia (1954) yang menetapkan Bandung sebagai tempat Konferensi Asia Afrika, maka Gedung Societeit Concordia terpilih sebagai tempat berlangsungnya konferensi. Hal ini disebabkan gedung tersebut adalah gedung tempat pertemuan umum yang paling besar dan paling megah di Bandung. Selain itu lokasinya berada di tengah-tengah kota dan berdekatan dengan hotel terbaik, yaitu Hotel Savoy Homann dan Preanger.
Sejak awal tahun 1955, Gedung Societeit Concordia mulai dipugar untuk disesuaikan kegunaannya sebagai tempat penyelenggaraan konferensi bertaraf internasional. Pemugaran gedung ditangani oleh Jawatan Pekerjaan Umum Propinsi Jawa Barat yang dipimpin oleh Ir. R. Srigati Santoso. Menjelang konferensi (7 April 1955), gedung ini diganti namanya oleh Presiden Soekarno menjadi Gedung Merdeka.
Di dalam gedung ini terdapat ruang pameran tetap yang memamerkan sejumlah koleksi berupa benda-benda tiga dimensi dan foto-foto dokumenter peristiwa Pertemuan Tugu, Konferensi Kolombo, Konferensi Bogor, dan Konferensi Asia Afrika Tahun 1955.
Museum ini terbuka untuk umum dan juga korps diplomatik dan organisasi-organisasi internasional untuk mengadakan seminar, diskusi, workshop, pameran dan kegiatan lainnya. (sumber: asianafrican-museum.org)
Taman Kupu-Kupu Cihanjuang
Keindahan Warna Sang Kupu-Kupu
Taman Kupu-kupu berada di Kabupaten Bandung Barat tepatnya di Jl. Cihanjuang No. 58 Km 3,8. Bandung, Jawa Barat.Di dalam taman ini terdapat lebih dari 20 jenis kupu-kupu. Sebanyak 300 ekor di antaranya telah dewasa, terbang bebas di area seluas 1.800 meter persegi. Sebagian besar berasal dari Pulau Jawa. Yang lainnya berasal dari papua, sulawesi dan dari berbagai daerah di Indonesia. Kupu-kupu disini begitu indah. Dengan warna yang begitu menculok. Membuat suasana begitu berwarna. Tempat ini sangat cocok untuk liburan keluarga. Khusunya buat anak-anak. Selain berwisata anda pun dapat mengetahui informasi ataupun ilmu mengenai kupu-kupu. Disinipun terdapa tempat penangkaran kupu-kupu. Kalian bisa melihat proses terjadinya kupu-kupu. Mulai dari ulat. Lalu kepompong dan akhirnya menjadi kupu-kupu
Tiket masuk ke taman kupu-kupu sebesar Rp 20.000/orang plus souvenir yang pastinya masih berhubungan dengan kupu-kupu.Serta anda akan di pinjamkan topi yang berfungsi menari kupu-kupu agar mendekati anda. Di tempat ini pun di jual bermacam pernak-pernik yang bertema kupu-kupu. Yang pastinya bisa menjadikan oleh-oleh untuk keluarga ataupun teman anda..
Selengkapnya...
Sabtu, 15 Januari 2011
Tangkuban Perahu
Kesejukan Alam di Bandung Utara
Pesona gunung Tangkuban Perahu ini begitu mengagumkan, bahkan, pada saat cuaca cerah, lekukan tanah pada dinding kawah dapat terlihat dengan jelas, sangat kontras dengan hijaunya pepohonan di sekitar gunung tersebut. Tidak hanya itu, dasar kawah pun dapat kita nikmati keindahannya yang sangat mengagumkan. Keindahan alam inilah yang menjadikan Tangkuban Perahu menjadi salah satu tempat wisata alam andalan Propinsi Jawa Barat, khususnya Bandung.
Jalan menuju Tangkuban perahu, dikiri kanan jalan anda akan melihat hamparan hijaunya kebun teh dan juga barisan pohon-pohon pinus. Namanya juga gunung, sudah pasti setiap saat udaranya sejuk banget. Karena Tangkuban perahu merupakan gunung merapi yang masih aktif sampai saat ini, maka dari dulu sudah banyak terjadi letusan yang meninggalkan kawah sisa letusannya. Saat ini Kawah-kawah tersebut sudah dijadikan tempat wisata.Kawah-kawah tersebut antara lain Kawah Ratu, Upas, Domas, Baru, Jurig, Badak, Jurian, Siluman dan Pangguyungan Badak. Di antara kawah-kawah tersebut, Kawah Ratu merupakan kawah yang terbesar, dikuti dengan Kawah Upas yang terletak bersebelahan dengan kawah Ratu. Beberapa kawah mengeluarkan bau asap belerang, bahkan ada kawah yang dilarang untuk dituruni, karena bau asapnya mengandung racun.
Selengkapnya...
Braga
Jalan Braga mungkin nama jalan paling terkenal di Kota Bandung. Pada awal tahun 1900-an, Jalan Braga masih berupa jalan tanah dengan pepohonan dan rumah gaya Hindia Timur. Beberapa dasawarsa kemudian atau pada pertengahan tahun 1930-an, Jalan Braga telah berkembang pesat dan berubah menjadi komplek pertokoan Eropa terkemuka di Hindia Belanda. Di kawasan tersebut terdapat hotel, restoran, dan beragam toko yang menyediakan segala kebutuhan.Melintasi Jalan Braga pada masa kini seolah menjadi bagian dari sejarah masa lalu. Jejak kejayaan Braga pada waktu lampau masih terlihat dari bangunan-bangunan tua bergaya Art-deco yang megah dan masih berdiri kokoh di sisi jalan. Jika ada bagian yang hilang dari Jalan Braga, itu adalah kemeriahan. Sejak warga Indo-Belanda dan Belanda, pemilik toko di Jalan Braga, meninggalkan Braga pada tahun 1957, Jalan Braga berangsur-angsur menjadi sepi. Perkembangan Kota Bandung membuat keramaian kota terbagi. Banyaknya komplek pertokoan baru membuat Braga kian tergeser. Bahkan, sejak 2005, sebanyak 45 persen pemilik usaha di sekita Braga menutup usahanya.
Denyut Jalan Braga mulai terlihat ketika malam hari. Beberapa kafe di pinggir jalan mulai buka dan para pelayan sibuk menawarkan menu makanan dan minuman kepada pejalan kaki yang melintas. Sepasang remaja bergandengan tangan di trotoar, sambil sesekali berfoto di depan pintu bangunan tua yang kosong. Penjual lukisan sibuk menata kembali dagangan mereka yang jatuh tersapu angin malam yang cukup membuat badan merinding.
Meskipun memiliki pesona di kala malam, Jalan Braga sudah tidak lagi menjadi tempat favorit untuk singgah. Penumpang mobil hanya membuka separuh kaca mobil utnuk melihat-lihat bangunan tua dan suasana saat melintasi Jalan Braga. Sedikit sekali dari mereka yang kemudian memarkirkan mobil dan membaur dengan warga menikmati suasana Jalan Braga. Modernisasi kian mengikis sejarah kota. Para turis lokal kebanyakan lebih memilih singgah di bagian lain Kota Bandung yang menawarkan sesuatu yang lebih menarik, semisal wisata belanja, seperti di deretan FO di kawasan Dago dan juga di Jalan Cihampelas..
Braga, riwayatmu kini.....
Lihat Peta
Selengkapnya...
Situ Patenggang
Danau Indah di Bandung Selatan
Photos