Halaman

Sabtu, 12 Februari 2011

Black Romantic Cafe

Black Romantic adalah nama sebuah café kecil yang terletak di daerah Dago ,lebih tepatnya di belakang masjid salman ITB. Sebenarnya tempat ini berada di kawasan pujasera. Jadi selain Black Romantic Café masih banyak tempat makan lain yang berjejeran disini. Suasana di tempat ini begitu menarik dengan dekorasi serba hitam dan lampu-lampu gantung yang menghiasi tempat ini. Lampu- lampu dinyalakan tidak terlalu teran. Mungkin maksudnya agar suasana terlihat romantic.Tapi tempat ini begitu ramai di kunjungi, oleh karena itu membuat suasana yang harusnya romantic jadi berkurang. Tapi tempat ini sangat cocok buat sekedar nongkrong bersama teman-teman.Untuk urusan harga tempat ini di jamin pas dengan kantong kalian. Karena memang tempatnya berada di kawasan kampus, membuat harganya juga bersahabat. Harga makanan dan minuman yang di hargai tidak lebih dari 15ribu rupiah. Selain itu makanan dan minuman yang di tawarkan di sini begitu menaruk, membuat saya ingin mencoba semua menunya. Di bawah ini beberapa daftar menu beserta harganya * :
Ayam bakakak capoe            : Rp 9.500
Ayam taliwang                       : Rp 10.000
Ayam rica-rica                       : Rp 10.000
Chicken katsu                        : Rp 10.000
Sop buntut bakar                   : Rp 13.500
Iga bakar keroncong              : Rp 14.500
Orange punch marquisa          : Rp 6.000
Blue sky                                 : Rp 5.000
Ice black drink                       : Rp 6.000
Blue romantic                         : Rp 6.000
Es cream goring popeye         : Rp 8.000
*Harga dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu
Selengkapnya...

Selasa, 01 Februari 2011

Green Canyon

Memiliki potensi ragam panorama alam yang begitu indah, objek wisata alam Green Canyon terletak di Desa Kertayasa, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.
Objek wisata ini mempunyai nama sebenarnya adalah Cukang Taneuh (Jembatan Tanah), sebuah tempat yang memiliki potensi ragam panorama alam dengan beraneka ragam pesona dan daya tarik wisata yang mampu menarik para wisatawan untuk berkunjung ketempat ini. Jika ingin mencapai lokasi tujuan, kita diwajibkan untuk menyewa sebuah perahu dengan tarif Rp. 75.000/perahu dengan kapasitas 5-6 penumpang. Terasa lebih murah jika kita berkunjung dengan keluarga. Beruntung jika kita bisa langsung naik keperahu, biasanya pada hari libur tempat ini begitu ramai dikunjungi para wisatawan baik lokal maupun asing. Oleh karena itu, kita harus antri menunggu panggilan nomor yang terdapat di balik karcis sewa perahu tersebut. Setelah nomor karcis dipanggil barulah kita turun ke dermaga untuk segera naik keatas perahu. Diatas perahu yang sudah menggunakan mesin ini terdapat sebuah pelampung, dimana jumlah pelampung tersebut sesuai dengan isinya.

Maka, dimulailah perjalanan yang pastinya sangat menyenangkan. Selama dalam perjalanan kita disuguhi pemandangan sungai dengan kiri dan kanan pepohonan yang rimbun. Selain itu, suasana di sekitar sungai pun begitu sunyi. Suara angin yang meniup pepohonan dan sesekali terdengar kicauan burung melengkapi perjalanan yang cukup menantang ini.Tapi di anjurkan jangan pergi kesini saat curah hujan sedang tinggi karena akan membuat sungai menjadi coklat. hal ini akan mengurangi keindahan.
Setelah menghabiskan waktu perjalanan selama 20 menit, kita disuguhi oleh 2 bukit yang kokoh. Tikungan demi tikungan telah terlewati, tibalah kita disebuah gua Green Canyon yang memiliki stalaktit dan stalakmit unik. Sungguh pemandangan yang luar biasa, sang nahkoda pun mecoba untuk memarkirkan perahunya untuk kita bisa turun dengan mudah. Sungai yang berwarna Hijau Toska diapit dengan dua tebing yang menjulang tinggi serta semilirnya angin yang sejuk. Serasa tempat itu memberikan salam selamat datang di Green Canyon kepada para pengunjung. Memang tempat yang eksotis, air yang ada di dalam sini lumayan deras. pada initinya tempat ini sangat menakjubkan dan wajib di kunjungi bagi para traveller.
Sejarah terciptanya nama ”Green Canyon”

Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa Objek Wisata Alam ini mempunyai nama sesungguhnya adalah Cukang Taneuh yang artinya Jembatan Tanah. Karena di hulu aliran Sungai Cijulang, terdapat sebuah jembatan tanah mempunyai lebar 3 meter dengan panjang 40 meter. Jembatan tersebut menghubungkan dua tebing di atas aliran air sungai yang membentuk sebuah terowongan.

Sedangkan nama Green Canyon berasal dari Turis Asing yang sedang berwisata ditempat ini beberapa tahun silam. Wisman ini menyusuri sungai cijulang dan menamakan objek wisata tersebut menjadi Green Canyon. Berarti kalau di Amerika ada Grand Canyon sedangkan di Indonesia ada Grand Canyon. Hingga saat ini, walaupun masih tetap ada nama Cukang Taneuh yang tertulis papan dekat pintu gerbang masuknya. Namun kebanyakan orang lebih sering menyebutnya Green Canyon. Jadi, apa nama Cukang Taneuh sulit disebut, kurang menjual atau dengan nama Green Canyon lebih mempunyai magnet tersendiri untuk menarik para wisatawan untuk berkunjung..? Tetapi apapun sebutannya, kita sebagai warga Negara Indonesia wajib bersyukur dan juga bangga akan keunikan-keunikan objek wisata baik itu alam, budaya, bahari dan lain sebagainya yang tidak kalah menariknya dari objek-objek wisata yang ada di dunia.

Pada akhirnya, mari kita bersama-sama untuk terus melestarikan serta menjaga agar seluruh objek wisata yang ada di Indonesia tidak berubah dan masih seperti aslinya
Selengkapnya...

Trip to Pangandaran

Satu tahun kinerja BEM Himatika ‘identika’ UPI telah selesai. Tak terasa waktu yang berlalu begitu cepat. Perpisahan ini di tutup dengan trip to pangandaran dengan tujuan wisata ke green canyon, pantai pangandaran dan cagar alam pangandaran. Jumat, 21 januari 2011 tepatnya pukul 21.00 kami berangkat dari UPI ke Pangandaran. Sebelumnya pukul 20.00 kami berkumpul terlebih dahulu untuk mempersiapkan perjalanan dan tidak lupa berdoa untuk keselamatan dalam perjalanan kali ini. Saya duduk di baris kedua dari belakang bersama dua teman saya, asep dan irfan. Suasana di bus pun begitu ramai dengan celotehan dari teman-teman yang membuat keceriaan begitu kental di malam hari itu. Petikan gitar dan alunan lagu menghiasi selama perjalanan. Hingga pukul 23.00 suasana di bus tidak berubah saat berangkat. suara-suara dalam bus masih terdengar begitu ramai di tengah malam itu. Hingga akhirnya melewati pukul 00.00 suara keramaian itu semakin lama semakin pelan. Beberapa orang di dalam bus sudah mulai tertidur. Rasa kantuk ikut menyerangku dan aku mengikut jejak temanku yan sudah terlebih dahulu tidur.Sekitar pukul 4 subuh kami sampai di kawasan green canyon. Sesuai dengan rundown acara waktunya istirahat dan menyiapkan untuk shalat subuh. Menunggu adzan subuh sayapun bersama teman-teman ngobrol sejenak sambil menikmati kesejukan udara di daerah ini. Adzan subuh berkumandang dan waktunya shalat. Setelah sholat tak ada yang bisa kami kerjakan, hanya melanjutkan obrolan-obrolan yang sedang kami bicarakan sebelum sholat tadi. Obrolan yang begitu menarik tak terasa membuat waktu sudah memasuki sarapan. Karena memang perut juga yang sudah tidak bisa di ajak kompromi saat makanan di bagikan sayapun langsung melahab semua makanan bersama teman-teman. Karena tidak ada tempat yang pas buat makan, jadi kami makan di belakang bus. Setelah sarapan pagi ternyata tempat ini pun masih belum di buka, dan kami hanya bisa menunggu dan menunggu.

Berfoto-foto yang dapat kami lakukan untuk menghilangkan kejenuhan ini. Saat sedang asyik berfoto tiba-tiba dari coordinator acara mengatakan bahwa tiket masuk ke green canyon dibuka pukul 08.00. karena saat itu waktu masih menunjukan pukul 06.30. Akhirnya coordinator acara memutuskan untuk pergi ke pantai batu karas terlebih dahulu. Karena memang tempatnya yang tidak terlalu jauh dari green canyon.

Untuk pantai ini sih menurut saya tidak terlalu istimewa. Sama saja seperti pantai pada umunya. Tapi walaupun begitu , jika kita berpergian besama teman-teman suasana pun pasti akan lebih menyenagkan. Kerjaan yang pasti tak akan terlupakan pada tempat yang saya singgahi adalah berfoto. Karena akan menjadi suatu kenang-kenangan, yang memang acara ini merupakan perpisahan bem jurusan. Banyak yang kami lakukan disini walaupun dalam rundown acara ga ada agendanya. Tapi tak masalah, dari pada kita luntang lantung menunggu ga jelas, Hehehehe. Bermain futsal salah satu yang kami lakukan di tempat ini. Pertandingan dilakukan antara angkatan 2008 VS angkatan 2009. Pertandinan sangat sengit, pertaruhan gengsi angkatanpun menjadi taruhannya. Gol demi gol tercipta pada pertandingan ini. Sisi emosiaonalpun terkadang muncul tetapi candatawa tetap mendominasi jalannya pertandingan. Keseruan dan kesenangan selalu hadir di setiap gerakan. Pertandingan pun berakhir dengan kemenangan angkatan 2008. Kekalahan ini tidak membuat saya dan teman-teman angkatan 2009 kecewa. Karena memang permainan ini hanya untuk kesenangan belaka. Dan kami memang tidak mengeluarkan kemampuan yang sebenarnya ( memang ga mau kalah XD ). Setelah menghabiskan waktu 2 jam di tempat ini. Dan waktu sudah menunjukan pukul 09.00 kami kembali ke kawasan green canyon.
Selengkapnya...

Jumat, 21 Januari 2011

Wisata Alam Kawah Putih

Perpaduan Kesejukan dan Kehangatan Alam

Ujian akhir semester telah selesai. Tinggal menyiapan mental melihat hasil semester ini. Selagi mental siap di uji, hal yang paling baik dilakukan adalah mendinginkan otak dari segala pikiran yang telah teruras saat ujian. Satu-satunya cara mengembalikan otak menjadi segar adalah liburan. Dan memang hanya ada kata itu di pikiran saya : liburan, liburan, dan liburan. Sedikit melupakan hal-hal buruk yang telah berlalu. Saya memikirkan tujuan liburan saya saat itu. Dan akhinya jatuh pada Kawah Putih yang berada di daerah Ciwidey,Bandung selatan. Karena memang selama setahun ini saya di Bandung belum pernah namanya ke Kawah Putih, Hehehehe. Tempat sudah di tentukan dan saat itu saya berencana pergi bersama teman kost saya yang bernama Bayu, Zaki, dan Dinar.
          Saat waktu pergi pun tiba. Rencananya sih mau pergi jam 8 pagi, tetapi tiba-tiba temanku zaki bilang “perginya jadi jam 10 yah,ane mau ketemu dosen dulu”. Karena itulah waktu keberangkatan di undur. Setetah menunggu beberapa jam akhirnya waktu menunjukan pukul 10.00. semua sudah berkumpul, dan akhrnya saya pergi kesana bersama 5 teman saya yaitu, Dinar, Zaki, Indra, Riski dan Dewi. Kami berangkat menggunakan motor. Semua di persiapkan dan yang paling wajib di bawa adalah kamera yang pasti tidak boleh tertinggal. Perjalan ke Kawah putih cukup menguras waktu,diperkirakan butuh waktu 2 jam untuk mencapainya dari Gerlong ( tempat kami nge-kost ). Tetapi perjalanan yang cukup jauh tidak menghambat kami untuk pergi kesana.
          Saat pergi suasana Bandung sangat begitu panas karena memang waktu sudah menuju siang hari. Di tambah lagi macet yang menghambat kami di perjalanan. Mambuat darah menjadi naik. Tetapi semua suasan berubah ketika kami sudah memasuki daerah Ciwidey. Cuaca menjadi berubah, hawa panas yang tadi kami rasakan tiba-tiba berubah menjadi segar dan sejuk. Kesejukan udara membuat pikiran dan tubuh menjadi segar. Apalagi saat ingin memasuki kawasan kawah putih. Udara disana benar-benar dingin membuat tulang terasa membeku. Untung saat itu saya memakai sweater yang tebal dang menggunakan sepatu,jadi dinginya udara di sana bisa sedikit di hambat.
           Setelah menempu waktu 2 jam yang cukup melelahkan, sekitar pukul 12 siang kami sampai ke tempat itu. Tiket masuk ke kawah putih saat itu Rp 16.000/orang plus Rp 5.000/motor itupun di tambah lagi dengan biaya parker Rp 3.000 ( kata petugasnya sih untuk biaya kebersihan gitu ). Untuk jarak dari gerbang tiket ke kawah putihnya sendiri cukup jauh. Jadi saya menyarankan untuk bawa kendaraan ke tempat ini. Perjalanan yang cukup melelahkanpun terbayar setelah kami sampai di kawah putih. Pemandangan yang begitu indah, yang pastinya saya belum pernah melihat keindahan alam ini sebelumnya secara nyata. Warna kawah yang biru ke hijauan mebuat aku terkagum akan keindahan alam ini. Udara dingin yang tadi membekukan tubuh terkalahkan oleh suasana hangatnya kawah. Tebing-tebing yang mengelilingi kawah membuat kelengkapan akan keindahan pesona alam ini. Di tambah lagi dengan hamparan pasir putih yang menghiasi area kawah ini.
Mungkin ada sesuatu hal yang sedikit menggangu di tempat ini. Yaitu bau belerang yang cukup menyengat. Tetapi dengan terbiasanya saya disana bau belerang pun lama-lama akan hilang. Dan satu hal lain yang menurut saya masih kurang adalah sarana prasarana di tempat ini. Karena tidak adanya tempat juala makanan. Walaupun ada tempatnya jauh di dekat gerbang tiket. Jadi, saya menyarankan jika pergi ke tempat ini sebaiknya membawa bekal sebelumnya. Toilet dan mushola pun tempatnya hanya ada di dekat gerbang tiket.
           Tetapi dari segala kekuranganya itu, tempat ini masih sangat menjajikan untuk mengisi waktu libur anda anda. Pemandangan yang di tawarkan disana pastinya jarang anda lihat di tempat lainnya. Dan tempat ini sangat cocok bagi kalian yang suka berfoto. Karena memang latar alam yang begitu indah untuk sebuah jepretan foto di kamera anda. Jika anda masih belum puas liburan disini, anda bisa sekalian berkunjung ke Situ Patenggang yang tempatnya masih berada di daerah Ciwidey. So, tempat ini sangat menarik menjadi tujuan wisata anda bersama keluarga atau bersama teman-teman anda.

Photos
























Selengkapnya...

Selasa, 18 Januari 2011

Natural Hill

Bermain di Dalam Kesegaran Alam

Berawal dari keinginan teman-teman di himpunan yang ingin hiking. Saya pun memutuskan mengajak teman-teman di himpunan untuk hiking di natural hill karena sebelumnya pun saya pernah kesini. Saya memilih tempat ini karena perpaduan tempat antara perbukitan dan persawahan membuat tempat ini sangat cocok untuk hiking.
Natural Hill, kawasan wisata alam yang terletak di Cisarua, Kecamatan Parongpong, Bandung Barat ini juga satu diantaranya. Didukung dengan kesejukan udara dan panorama pegunungan yang memesona, fasilitas yang disediakan di tempat ini pun tentu menarik hati orang tua untuk mengajak anak-anaknya berekreasi di tempat ini. Tidak hanya untuk anak-anak tempat ini juga sangat cocok buat tempat outbond .
Menurut pengelola Natural Hills, untuk saat ini fasilitas di Natural Hill memang lebih banyak disediakan untuk anak-anak. Disebutkan ada 14 titik permainan yang disediakan sebagai sarana untuk melatih saraf motorik mereka. Permainan-permainan tersebut tersebar di atas lahan seluas 14 hektar. Di antara saung-saung beratap jerami yang menurut Tedi, rencananya akan dibuat resto.

Diantara permainan-permainan tentu saja ada yang sudah dikenal seperti flying fox, merayap, panjat tebing kecil, sepak bola, memanjat jala atau berkuda. Permainan lainnya adalah menyeberangi kolam dengan rakit yang dilengkapi juga dengan kayu pengayuh. Tersedia wahana menangkap ikan dan menangkap belut untuk orang-orang dewasa. Jika ingin menguji nyali menyeberangi kolam dengan titian bambu, boleh juga dilakukan. Selain itu, anak-anak juga akan diajak dalam wahana berkebun untuk mengenali cara bercocok tanam antara lain tanaman jagung atau selada.

Sampai saat ini, menurut pengelola memang lebih banyak anak-anak dari taman kanak-kanak yang datang ke tempat ini. Meski tak menutup kemungkinan orang dewasa sekalipun akan datang berkunjung dan ikut menikmati suasana yang ada di Natural Hill. Karena memang suasananya yang sangat menyejukan.
Tiket masuk menuju Natural Hill hanya Rp 10 ribu. Harga tersebut di luar permainan berkuda dan flying fox yang harus membayar lagi Rp 10 ribu. . Untuk yang ingin menikmati keindahan alam di daerah ketinggian dalam waktu lama. Natural Hill juga menyediakan fasilitas untuk berkemah. Dengan syarat, tenda membawa sendiri dari rumah. Hal lain yang tidak boleh dilewatkan adalah hiking yang akan mengantarkan pengunjung ke kesejukan air terjun.

Tapi sayangnya, untuk sementara pengunjung harus membawa makanan sendiri karena tempat ini belum menyediakan resto atau fasilitas lain yang langsung menyediakan makanan. Meski pendirian resto merupakan salah satu rencana Natural Hill ke depan termasuk merampungkan beberapa rumah yang akan dijadikan villa.

Jadi bisa dibilang pembangunan Natural Hill saat ini baru 70 persen sampai menjadi kawasan wisata alam yang utuh. Di mana nantinya, tak hanya ditujukan untuk anak-anak tapi mengarah menjadi wisata keluarga.

Menuju kawasan ini, dari Terminal Ledeng melewati Wisata Bunga Cihideung lalu terus ke Parongpong. Atau bisa ditempuh melalui Kota Cimahi dengan waktu tempuh yang lebih pendek.
Selengkapnya...